Senin, 10 Maret 2014

Askep Tiroiditis dan tumor tipoid


Konsep Medis dan Konsep Keperawatan Gangguan Kelenjar Tiroid
"Tiroiditis & Tumor Tipoid" 



Stikes.jpg







Kelompok II
 



Sevana Ch Mayaut (P1207027)               Maria Immaculata C. B (P1207022)
Fatry Darmansyah (P1207008)               Irmawati M (P1207017)
Valentina Rumlus (P1207029)                 Kristina Vinolia Febriana (P1207020)
Hendranus Suprianto (P1207013)         Krispinus Daru (P1207021)
Zainudin Pattiiha (P1207033)                  Fredyrikus Carlokum (P1207010)










S1 KEPERAWATAN


STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR



2013/2014
 




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan serta kelancaran dalam menyelesainkan tugas ini tepat waktu dan sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah ini membahas tentang “Konsep Medis dan Konsep Keperawatan Gangguan Kelenjar Tiroid” dan penyakit atau masalah yang diangkan adalah pada pasien dengan Tiroiditis dan Tumor tiroid. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan.
Penyusun mendapat beberapa literatur yang berhubungan dengan pokok pemasalahan dalam model konsep keperawatan ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Dan kritik serta saran selalu kami tunggu guna kesempurnaan makalah selanjutnya.





                                                                                         Makassar, 06 Maret 2014


                Penyusun

BAB I
PENDAHULUHAN

A.   Latar Belakang
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depan. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormone yang di hasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dpat memproduksi hormone tiroksin. Adapun fungsi dari hormone tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/metabolism dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitalium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu  koloid tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormone tiroksin. Skret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit eksoftalmik goiter. Sekresi tiroid di atur oleh sebuah hormone dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu oleh hormone tirotropik. (Syarifudin. 2006). Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan. Adapun fungsi dari kelenjar tiroid, sebagai berikut:
a.    Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
b.    Mengatur penggunaan oksidasi
c.    Mengatur penggunaan karbon dioksida
d.    Metabolic dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
e.    Mempengaruhi perkembangan fisik dan mental pada anak

Kelenjar ini mengahasilkan hormone tiroksin yang memegang peranan penting dalam mengatur metabolism yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting dalam pengawasan metabolism secara keseluruhan. Hormone tiroid memerlukan bantuan hormone TSH (thyroid stimulating hormone) untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormone T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4.
Di atas telah dijelaskan tentang kelenjar tiroid dan beberapa gangguan yang terjadi pada kelenjar tiroid. Dan pada makalah ini akan membahas gangguan system endokrin yang berhubungan dengan kelenjar tiroid yaitu “Tiroiditis dan Tumor Tiroid”.

B.   Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui konsep medis dari Tiroiditis dan Tumor Tiroid berupa:
*      Definisi
*      Klasifikasi
*      Etiologi
*      Patofisiologi
*      Manifestasi Klinis
*      Penatalaksanaan
*      Komplikasi
*      Pencegahan
*      Penyimpangan KDM

2.    Untuk mengetahui konsep keperawatan dari Tiroiditis dan Tumor Tiroid berupa:
*      Pengkajian
*      Diagnosa keperawatan
*      Intervensi dan rasional
*      Implementasi
*      Evaluasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Konsep Medis Tiroiditis
1.    Definisi
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid, menyebabkan hipertiroidisme sementara yang seringkali diikuti oleh hipotiroidisme sementara atau sama sekali tidak terjadi perubahan dalam fungsi tiroid. Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid. Keadaan ini bisa bersifat akut, sub akut atau kronis. Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau implemantasi limfotik pada kelenjar tiroid.
Tiroiditis merupakan kelainan dari etiologi yang berbeda (Asdie, Ahmad. 2000). Tiroiditis merupakan peradangan akut kelenjar tiroid, dapat dikaitkan dengan supurasi yang disebabkan oleh bekteria (seperti stefilokokus, B-Stafilokokus, dan pneumokokus) atau dapat bersifat nonsupuratif dan sekunder akibat virus atau mekanisme imunoligik (Menning, dkk. 1996). Tiroiditis merupakan inflamasi akut yang mengenai seluruh kelenjar tiroid, yang mungkin disebabkan oleh filtrasi sel neutrofil yang disusul oleh sel-sel limfosit dan histiosit, jenis radang ini jarang ditemukan (Quervein, Frizt de. 1868-1940)

2.    Klasifikasi
a.    Tiroiditis akut merupakan penyakit yang dikarenakan infeksi bakteri tertentu dan sebagai akibat radang mulut, tonsil, atau lymphonodi cervicales.
b.    Tiroiditis subakut merupakan kelainan inflamasi akut kelenjar tiroid yang kemungkinan besar disebabkan infeksi virus.
c.    Tiroiditis kronik merupakan penyebab utama goiter pada anak-anak dan dewasa muda dan kemungkinan penyebab utama “miksedema idiopatik” yang merupakan stadium akhir tiroiditis hashimoto dengan destruksi total kelenjar.

3.    Etiologi
a.    Infiltrasi (perusakan) limfosit dan sel-sel plasma.
b.    Gangguan autoimunitas
c.    Gangguan produksi T3 dan T4 serum
d.    Gangguan TSH
e.    Infeksi virus (campak, koksakie, dan adenovirus)
f.     Infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus)
g.    Defisiensi yodium

4.    Patofisiologi
1.    Tiroiditis Subakut
Pada fase awal, kadar T4 serum meningkat dan penderita mungkin mempunyai gejala tirotoksikosis, tetapi ambilan yodium radioaktif jelas tersupresi. T3 dan T4 meningkat, sementara TSH serum dan ambilan iodine radioaktif tiroid sangat rendah. Laju endap darah sangat meningkat, kadang-kadang sampai setinggi 100 mm/jam pada skala Westergen. Autoantibody tiroid biasanya tidak ditemukan di serum.
Bersamaan dengan perjalanan penyakit, T3 dan T4 akan menurun. TSH akan naik dan didapatkan gejala-gejalah hipotiroidisme. Lebih lanjut, ambilan iodine radioaktif akan meningkat, mencermincan adanya penyembuhan kelenjar dan serangan akut. Tiroiditis subakut biasanya sembuh spontan setelah berapa minggu atau bulan, kadang-kadang penyakit ini dapat mulai menyembuh dan tiba-tiba memburuk. Kadang-kadang menyangkut pertama-tama satu lobus kelenjar tiroid, baru kemudian lobus satunya. Eksaserbasi sering terjadi ketika kadar T4 telah turun, TSH telah meningkat dan kelenjar mulai berfungsi kembali.
2.    Tiroiditis Kronik (Tiroiditis Hashimoto, Tiroiditis Limfositik)
Limfosit disensitasi terhadap antigen dan autoantiboy tiroid terbentuk, yang bereaksi dengan antigen-antigen. Tiga autoantibodi tiroid terpenting adalah antibody tiroglobulin (Ab Tg), antibodi tiroid peroksidase (Ab TPD), dahulu disebut antibodi mikrosomal, dan TSH reseptor blockingantibody (TSH-R Ab blok). Selama fase awal, Ab Tg meningkat sedikit, kemudian Ab Tg akan menghilang, tapi Ab TPD akan menetap untuk  bertahun-tahun.
Destruksi kelenjar berakibat turunnya kadar T3 dan T4 serum, dan naiknya TSH. Mula-mula TSH bisa mempertahankan sintesia hormone yang adekuat dengan terjadinya pembesaran tiroid atau goiter, tetapi dalam banyak kasus kelenjar gagal dan terjadilah hipotiroidisme dengan atau tanpa goiter.


5.    Manifestasi Klinis
Tergantung pada ciri-cirinya, gejala tiroiditis dapat meniru tiroid kurang aktif atau terlalu aktif. Gejala-gejala ini bisa meliputi:
a.    Penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
b.    Nyeri otot atau rasa lesu dan lemah.
c.    Depresi, gelisah atau cemas.
d.    Kelelahan atau sulit tidur.
e.    Detak jantung cepat.
f.     Sering buang air besar.
g.    Keringat bertambah.
h.    Periode menstruasi tidak teratur (pada wanita).
i.      Iritabilitas
j.      Kram otot.
k.    Berat badan menurun.

6.    Penatalaksanaan
a.    Tiroiditis Akut
Terapi antibakteri spesifik biasanya menyebabkan penyembuhan, tetapi mungkin diperlukan drainase secara badah.
b.    Tiroiditis Subakut
a.     Pada kasus yang ringan aspirin cukup untuk mengontrol gejalah.
b.     Pada kasus yang lebih berat, glukokortikoid (prednisone 20-40 mg/hari).
c.      Prupanol dapat digunakan untuk mengontrol tirotoksikosis yang berkaitan.
d.     Pada kebanyakan kasus, hanya diperlukan terapi simtomatik, contoh : asetraminofen o,5 gram 4x sehari. Bila nyeri, panas, dan mailase sangant berat sampai menyebabkan penderita tidak bisa apa-apa, terapi obat-obatan anti inflamasi nonsteroid atau glukokortikoid jangka pendek seperti 20 mg, 3x sehari selama 7-10 hari mungkin diperluka untuk mengurangi infkamasi.
e.     Levotiroksin 0,1-0,5 mg sekali sehari, di indikasi elama fase hipotiroid penyakit agar tidak terjadi aksaserbasi kembli dari penyakit yang dirangsan oleh kadar TSH yang meningkat.
c.    Tiroiditis Kronik (Tiroiditis Hashimoto)
Hopertiroidisme dalam kaitannya dengan tiroiditis hashimoto diobati dengan cara konvensional, terapi-terapi ablasi lebih jarang digunakankarena tiroiditis kronik dan yang berhubuingan cenderung membatasi lamanya hiperfungsi tiroid dn juga memberikan predisposisi pada pasien untuk perkembangan hipertiroidisme setelah pembdahan atau pengobatan radioterapi.

Beberapa Pemeriksaan Penunjang pada pasien Tiroiditis :
1.    T4 dan T3 serum
2.    Tiroksin bebas
3.    Kadar TSH serum
4.    Ambilan isodium radioskopi

7.    Komplikasi
Komplikasi utama tiroiditis hashimoto adalah Hipertiroidisme Progresif. Bila masa tiroid membesar, sementara menerima dosis tirokdsin maksimal yang dapat di toleransi maka dapat dicurigai sebagai kanker tiroid, dank arena hipotiroidisme dapat menimbulkan miksedema.

Konsep Keperawatan Tiroiditis
  1. Pengkajian
a.    Biodata
Þ       Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa medis.
Þ       Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
Þ       Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.
b.    Keluhan utama
Keluhan sehingga membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nyeri otot atau rasa lesu dan lemah, depresi, gelisah atau cemas, kelelahan atau sulit tidur, detak jantung cepat, sering buang air besar., keringat bertambah, periode menstruasi tidak teratur(pada wanita), dan iritabilitas.
c.    Riwayat kesehatan
1.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk RS dan apa keluhan utama, sehingga dapat ditegakan prioritas masalah keperawatan yang akan muncul.
2.    Riwayat Kesehatan Masa lalu
Apakan pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit sistem endokrin, sehingga menyebabkan penyakit tiroiditis.
3.    Riwayat kesehatan keluarga
d.    Kaji riwayat penyakit :
Þ       Sudah sejak kapan keluhan dirasakan klien
Þ       Apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama
e.    Tempat tinggal sekarang dan pada masa balita
f.     Usia dan jenis kelamin
g.    Kebiasaan makan
h.    Penggunaan obat-obatan
Þ       Kaji jenis obat-obat yang sedang digunakan dalam 3 bulan terakhir
Þ       Sudah berapa lama digunakan
Þ       Tujuan pemberian obat
i.      Pemeriksaan fisik :
Þ       Palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda, konsistensi dan simetris tidaknya, apakah terasa nyeri pada saat di palpasi
Þ       Inspeksi bentuk leher, simetris tidaknya
Þ       Auskultasi bruit pada arteri tyroidea
Þ       Nilai kualitas suara
Þ       Palpasi apakah terjadi deviasi trachea
j.      Pemeriksaan diagnostic
Þ       Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
Þ       Pemeriksaan RAI
Þ       Test TSH serum

  1. Diagnosa Keperawatan
1.    Nyeri akut (00132) b/d agen cedera (misal : biologis, zat kimia, fisik, psikologis) dan proses inflamasi d/d perubahan frekuensi jantung, gangguan tidur, mengespresikan prilaku (misal : gelisah, iritabilitas, meringis) dan indikasi nyeri yang dapat diamati.
2.    Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002) b/d faktor biologis, ketidakmampuan menelan makanan, dan asupan nutrien kurang akibat inflamasi d/d penurunan berat badan, ketidakmampuan memakan makanan, dan menghindari makanan.
3.    Hipertermia (00007) b/d ansietas, dehidrasi, penyakit, dan poses inflamasi d/d keringat yang bertambah dan takikardia.
4.    Ketidakefektifan pola napas (00032) b/d nyeri, ansietas, dan depresi ventilasi d/d takipnea, penurunan ventilasi, dan pengunaan otot aksesoris.
5.    Intoleransi aktivitas (00092) b/d kelemahan umum dan penurunan proses kognitf d/d respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas, menyatakan merasa letih dan lemah.

  1. Intervensi Keperawatan
No.
Dx
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.   
Nyeri akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba /lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi/diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
Batasan Karateristik :
·      Perubahan frekuensi jantung
·      Gangguan tidur
·      Mengespresikan prilaku : gelisah, iritabilitas, meringis
·      Indikasi nyeri yang dapat diamati.
Faktor yang berhubungan :
·      Agen cedera (misal : biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
·      Proses inflamasi
Setelah mendapatkan asuhan Keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan : nyeri klien berkurang
Dengan kriteria hasil :
·   Klien dapat beradaptasi dengan nyeri
·   Nyeri klien berada pada skala nyeri 2-3 (skala 0-10)
·   Tidak ada tanda-tanda kesakitan atau nyeri
1.  Kaji lokasi dan skala nyeri

2.  Monitor TTV









3.  Ajarkan manajemen nyeri, teknik napas dalam, dan imajinasi
4.  Pantau  kondisi pasien tiap 2 jam



5.  Berikan perubahan posisi/ relaksasi
6.  Kolaburasi : Pemberian analgetik
1.  Untuk mengetahui  lokasi dan berapa skala
2.  Perubahan frekuwensi jantung atau TD menujukkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital talah terlihat
3.  Untuk mengatasi rasa nyeri yang dialami


4.  Untuk mengetahui kondisi  pasien dan mencegah  terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan
5.  Dapat menghilangkan rasa ketidaknyaman dan mengurangi rasa nyeri
6.  Dapat membantu mengurangi rasa nyeri
2.   
Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karateristik :
·      Penurunan berat badan
·      Ketidakmampuan memakan makanan
·      Menghindari makanan.
Faktor yang berhubungan :
·      Faktor biologis
·      Ketidakmampuan menelan makanan
·      Asupan nutrien kurang akibat inflamasi
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Dengan kriteria Hasil :
·  Porsi makan kembali normal
·  BB normal
·  Pemeriksaan lab normal dan tidak menunjukan tanda-tanda malnutrisi
1.  Awasi pemasokan diet, berikan makan sedikit tapi sering
2.  Berikan perawatan mulut sebelum makan
3.  Anjurkan klien makan dalam posisi duduk tegak
4.  Jelaskan manfaat makanan/nutrisi bagi klien dan keluarga tertama saat klien sakit
5.  Kolaburasi dengan tim gizi
1.    Untuk menghindari mual dan muntah  dan memenuhi keb.nuteisi pasien

2.    Menghilangkan rasa tidak enak

3.    Mencegah tersedak


4.    Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga tentang nutrisi sehingga motivasi makan meningkat.

5.    Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3.   
Hipertermia (00007)
Definisi :
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Batasan Karekteristik :
·      Keringat yang bertambah
·      Takikardia.
Faktor yang berhubungan :
·      Ansietas
·      Dehidrasi
·      Penyakit
·      Poses inflamasi
Setelah mendapatkan asuhan Keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh klien kembali normal
Dengan kriteria hasil :
·      Suhu tubuh klien kembali normal (36.5-37.5 0 C)
·      Tidak ada tanda dehidrasi
·      Mukosa bibir lembab
1.    Pantau suhu minimal setiap 2 jam sekali

2.    Berikan  kompres  panas pada ketiak
3.    Anjurkan klien untuk menggunakan baju yang dapat menyerap keringat
4.    Ajarkan keluarga dlm mengukur suhu tubuh
5.    Lindungi terhadap pajanan hawa dingin dan hembusan angin
6.    Kolaburasi : Pemberian obat antipiretk
1.    Sebagai indicator untuk mengetahui perkembangan hipertermia
2.    Dapat membantu proses penurunan panas yang dialami pasien
3.    Karena kondisi tubuh yang lembab memicu pertumbuhan jamur sehingga beresiko menimbulkan komplikasi
4.    Untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
5.    Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dan menurunkan lebih lanjut kehilangan panas.
6.    Membantu menurunkan  suhu tubuh  pasien
4.   
Ketidakefektifan pola napas (00032)
Definisi:
Inspirsai dan atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat Batasan karakteristik :
·      Takipnea
·      Penurunan ventilasi
·      Pengunaan otot aksesoris.
Faktor yang berhubungan :
·      Nyeri
·      Ansietas
·      Depresi ventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola napas kembali efektif dan dapat mempertahankan pola napas yang efektif
Dengan criteria hasil :
·  Menunjukan pola pernapasan efektif
·  TTV dalam rentang nomal
·  Menunjukan status pernapasan : ventlasi tidak terganggu
1.  Kaji dan pantau  TTV




2.  Atur posisi pasien saat istirahan dengan posisi fowler atau semi fowler
3.  Mendorong pasien untuk napas dalam dan batuk.

4.  Beri lingkungan tenang dan batasi pengunjung
5.  Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik ralaksasi

6.  Kolaborasi : Konsultasi dangan ahli terapi pernapasan
1.  Menganalisis data kardivaskuler, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan mencegah komplikasi
2.  Posisi fowler atau semi fowler membantu mengoptimalkan pernapasan

3.  Mengoptimalkan pola pernapasan dan meningkatkan pernapasan yang adekuat.
4.  Membantu meningkatkan kondisi oksigen dalam ruangan.
5.  Memberikan pemahaman tentang teknik relaksasi untuk membantu memperbaiki pola napas
6.  Untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator makanis
5.   
Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi :
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan/menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus/yang ingin dilakukan Batasan Karateristik :
·      Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
·      Menyatakan merasa letih dan lemah.
Faktor yang berhubungan :
·      Kelemahan umum
·      Penurunan proses kognitf
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien menunjukan peningkatan toleransi aktivitas Dengan kriteria hasil :
·   Klien mampu meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian Intervensi
·   Klien mengetahui penyebab intoleransi aktivitas
·   Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.
1.   Kaji tingkat kemampuan klien dan pantau asupan nutrisi
2.  Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititas
3.  Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditelerir.
4.  Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat dan ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu.
5.  Intruksikan kepada pasien dan keluarga dalam mengenali tanda dan gejalah intoleransi aktivitas
6.  Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi, fisik, atau relaksasi
1.  Memastikan sumber-sumber energy yang adekuat


2.  Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang.
3.  Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.

4.  Menghemat tenaga pasien sambil mendorong pasien untuk melakukan latihan dalam batas toleransi pasien dan mencegah kelelahan.





5.  Membantu mencegah terjadinya intoleransi aktivitas






6.  Untuk latihan ketahanan, merencanakan, dan mamantau program aktivitas.

  1. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik, tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara professional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan yaitu :
1.    Independen
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa perintah dan petunjuk dari dokter, atau tenaga kesehatan lainya.

2.    Interdependen
Adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainya, misalnya tenaga social, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.

3.    Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan. (Nursalam, 2001).


  1. Evaluasi
1.    Nyeri akut (00132) :
Þ         Klien dapat beradaptasi dengan nyeri
Þ         Nyeri klien berada pada skala nyeri 2-3 (skala 0-10)
Þ         Tidak ada tanda-tanda kesakitan atau nyeri

2.    Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002) :
Þ       Porsi makan kembali normal
Þ       BB normal
Þ       Pemeriksaan lab normal dan tidak menunjukan tanda-tanda malnutrisi

3.    Hipertermia (00007) :
Þ         Suhu tubuh klien kembali normal (36,5-37,5OC)
Þ         Tidak ada tanda dehidrasi
Þ         Mukosa bibir lembab

4.    Ketidakefektifan pola napas (00032) :
Þ       Menunjukan pola pernapasan efektif
Þ       TTV dalam rentang nomal
Þ       Menunjukan status pernapasan : ventlasi tidak terganggu

5.    Intoleransi aktivitas (00092) :
Þ       Klien mampu meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian Intervensi
Þ       Klien mengetahui penyebab intoleransi aktivitas
Þ       Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.


B.   Konsep Medis Tumor Tiroid
  1. Definisi
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.


  1. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.


  1. Patofisiologi
Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret. Kadang-kadang mirip goiter noduler jinak. Nodule-nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan nodule tersebut jinak, namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma. Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai factor-faktor resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif dibandingkan kelenjar tiroid normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan cara scintiscan.
Nodule akan tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang berkurang, Tehnik yang lain adalah dengan echografi tiroid untuk membedakan dengan cermat massa padat dan massa kistik.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal.
  1. Karsinoma papilaris Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.
  2. Karsinoma folikuler Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru dan tulang.
  3. Karsinoma meduler Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, maka tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini. Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin serum
  4. Karsinoma anaplastik Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.


  1. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dengan cara :
  1. Therapi Radiasi (Chemotherapi)
  2. Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi Partial), maupun seluruhnya(Tiroidectomi Total)

Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi
  1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
  2. Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita
a.    Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan cardiovascular
b.    Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
c.    Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
d.    Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
e.    Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
  1. Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
  1. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a.    Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
b.    Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
c.    Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
d.    Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
e.    Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum


  1. Komplikasi
Intraoperatif :
- perdarahan
- Thyrotoxic storm (kelenjar toksik)
- Edema laring
- Pneumothoraks
Dini
- Hipokalsemia
- Hematoma
- Kelumpuhan saraf laringeus rekuren
Lanjut
- Hipotiroidisme
- Penyakit tiroid rekuren



  1. Konsep Keperawatan Tumor Tiroid
1.    Pengkajian
Þ       Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Þ       Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
a.    Pola makan
b.    Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
c.    Pola aktivitas.
Þ       Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
Þ       Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
a.    Sistem pulmonari
b.    Sistem pencernaan
c.    Sistem kardiovaskuler
d.    Sistem muskuloskeletal
e.    Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
f.     Sistem reproduksi
g.    Metabolik
Þ       Pemeriksaan fisik mencakup
a.    Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher
b.    Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
c.    Parastesia dan reflek tendon menurun
d.    Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara
e.    Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas
Þ       Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri
Þ       Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme

2.       Diagnosa Keperawatan
1.    Nyeri Akut{00132} b/d adanya desakan / pembemkakan oleh nodule tumor
2.    Ketidakefektifan bersihan Jalan nafas (00031)
3.    Hambatan Komunikasi Verbal {00051}
3.       Intervensi Keperawatan
No.
Dx
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.     
Nyeri Akut{00132} b/d adanya desakan / pembemkakan oleh nodule tumor

Definisi: Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang actual atau potensial, atau di gambarkan dengan istilah seperti  { international association  for the study of pain};awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat  dengan akhir yang dapat di ramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam nyeri klin daoat teratasi.
Dengan Kritea Hasil :
·               Klien dapat mempertahankan tingkat nyeri
·               Klien memperlihatkan pengendalian nyeri
Klien Nampak tenang dan tidak merintih
·         Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan katat-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
·         Informasikan kepad pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang di sarankan
·         Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat laporkan kepada dokter jika keluhan saat ini merupakan perubahan  yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu
 Gunakan pendekatan  yang positif untuk mengoptimalkan respon pasien terhadap analgesic { misalnya, “obat ini akan mengurangi nyeri anda
·         Agar klien bisa menahan rasa nyerinya
·         Agar klien bisa mengurangi rasa nyeri
Agar klien merasa nyaman
2.     
Ketidakefektifan bersihan Jalan nafas (00031)
Defenisi : ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan napas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam nyeri klin daoat teratasi.
Dengan Kritea Hasil:
    ·            Tidak ada kesulitan pernafasan
    ·            Secret mudah keluar
    ·            Tidak mengeluh sesak nafas
Respirasi dalam batas normal (16-20
    ·            Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
    ·            Auskultasi suara nafas, catat adanya ronchi
    ·            Kaji adanya dyspneu, stridor dan cianosis
    ·            Perhatikan kualitas pernafasan
    ·            Latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi
    ·            Selidiki adanya penumpukan secret dan lakukan penghisapan dengan hati-hati sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu

·         Pasien tidak sesak lagi

3.     
Hambatan Komunikasi Verbal {00051}
Definisi penurunan, kelembatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan system symbol b/d perubahan pada system saraf pusat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam  klien mampu untuk memperoleh, mengatur dan menggunakan informasi
Dengan Kritea Hasil:
·      Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di pahami
Mengkomunikasikan kebutuhan kepada staf dan keluarga dengan frustasi minimal
·         Kaji dan dokumentasi bahasa utama
·         Beri anjuran kepada keluarga pasien tentang penggunaan alat bantu bicara { misalnya, prosthesis trakeosfagus dan laring buatan
·         Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan terapi wicara
·         Beri penguatan terhadap kebutuhan  tindak lanjut dengan  ahli patologi wicara setelah pulang dari rumah sakit
·         Bombing komunikasi satu arah
·         Dengarkan dengan penuh perhatian

·         Agar pasien mampu menerima pesan verbal dan/atau nonverbal
Agar pasien bisa menjaga kestabilan emosinya

1.    Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik, tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara professional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan yaitu :
a.    Independen
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa perintah dan petunjuk dari dokter, atau tenaga kesehatan lainya.

b.    Interdependen
Adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainya, misalnya tenaga social, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.

c.    Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan. (Nursalam, 2001).





BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid, menyebabkan hipertiroidisme sementara yang seringkali diikuti oleh hipotiroidisme sementara atau sama sekali tidak terjadi perubahan dalam fungsi tiroid. Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid. Keadaan ini bisa bersifat akut, sub akut atau kronis. Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau implemantasi limfotik pada kelenjar tiroid.
Sedangkan kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

B.   Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan kreatifitas mahasiswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Ahli Bahasa : Made Sumaryati, Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia : Barrarah Barlid, Monica Ester, Wari Praptiani. Jakarta : EGC, 2012.

Wilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa : Esty Wahyuningsih ; Editor edisi  Bahasa Indonesia : Dwi Widiarti. Ed. 9. Jakarta : EGC.

Lestari. Kamus Keperawatan. Penerbit : Buana Press

Anoname. 2014. Asuhan Keperawatan Tiroiditis. diakses at blogspot, 03 september 2011 (http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/09/asuhan-keperawatan-tiroiditis.html)

Arantepalopo. 2014. Asuhan Keperawatan Tiroiditis. diakses at blogspot, 12 April 2009 (http://arantepalopo.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-tiroiditis.html)

Putra, Yongke. 2014. Konsep Askep Kelenjar Tiroid. diakses at blogspot, 06 Oktober 2013 (http://yongke-putra.blogspot.com/2013/10/konsep-askep-kelenjar-tiroid.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar