
![]() |
Sevana
Ch Mayaut (P1207027) Maria
Immaculata C. B (P1207022)
Fatry
Darmansyah (P1207008) Irmawati
M (P1207017)
Valentina
Rumlus (P1207029) Kristina
Vinolia Febriana (P1207020)
Hendranus
Suprianto (P1207013) Krispinus
Daru (P1207021)
Zainudin
Pattiiha (P1207033) Fredyrikus
Carlokum (P1207010)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan serta kelancaran dalam menyelesainkan
tugas ini tepat waktu dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Makalah
ini membahas tentang “Konsep
Medis dan Konsep Keperawatan Gangguan Kelenjar Tiroid” dan penyakit atau
masalah yang diangkan adalah pada pasien dengan Tiroiditis dan Tumor tiroid. Makalah ini
disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan.
Penyusun mendapat beberapa literatur yang berhubungan
dengan pokok pemasalahan dalam model konsep keperawatan ini. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan para pembaca. Dan kritik serta saran selalu kami tunggu guna kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Makassar, 06 Maret 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Kelenjar
tiroid terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depan.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan
bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormone yang di hasilkan oleh
kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dpat memproduksi hormone
tiroksin. Adapun fungsi dari hormone tiroksin adalah mengatur pertukaran
zat/metabolism dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur
kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epitalium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu koloid
tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormone tiroksin. Skret
ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun
melalui saluran limfe.
Hipofungsi
kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit eksoftalmik goiter. Sekresi
tiroid di atur oleh sebuah hormone dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu
oleh hormone tirotropik. (Syarifudin. 2006). Fungsi kelenjar tiroid sangat erat
dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan.
Adapun fungsi dari kelenjar tiroid, sebagai berikut:
a. Bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi
b. Mengatur penggunaan oksidasi
c. Mengatur penggunaan karbon dioksida
d. Metabolic dalam hati pengaturan
susunan kimia dalam jaringan
e. Mempengaruhi perkembangan fisik dan
mental pada anak
Kelenjar ini mengahasilkan hormone tiroksin yang memegang
peranan penting dalam mengatur metabolism yang dihasilkannya, merangsang laju
sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan
penting dalam pengawasan metabolism secara keseluruhan. Hormone tiroid memerlukan
bantuan hormone TSH (thyroid stimulating hormone) untuk endositosis koloid oleh
mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormone T3
(triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin untuk melepaskan T3
dan T4.
Di atas telah dijelaskan tentang kelenjar
tiroid dan beberapa gangguan yang terjadi pada kelenjar tiroid. Dan pada
makalah ini akan membahas gangguan system endokrin yang berhubungan dengan
kelenjar tiroid yaitu “Tiroiditis dan Tumor Tiroid”.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui konsep medis dari Tiroiditis dan Tumor Tiroid berupa:
2.
Untuk
mengetahui konsep keperawatan dari Tiroiditis dan Tumor Tiroid berupa:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis Tiroiditis
1. Definisi
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid, menyebabkan hipertiroidisme sementara yang seringkali diikuti oleh hipotiroidisme sementara atau sama
sekali tidak terjadi perubahan dalam fungsi tiroid. Tiroiditis merupakan
inflamasi kelenjar tiroid. Keadaan ini bisa bersifat akut, sub akut atau
kronis. Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau
implemantasi limfotik pada kelenjar tiroid.
Tiroiditis merupakan kelainan dari
etiologi yang berbeda (Asdie, Ahmad. 2000). Tiroiditis merupakan peradangan akut
kelenjar tiroid, dapat dikaitkan dengan supurasi yang disebabkan oleh bekteria
(seperti stefilokokus, B-Stafilokokus, dan pneumokokus) atau dapat bersifat
nonsupuratif dan sekunder akibat virus
atau mekanisme imunoligik (Menning, dkk. 1996). Tiroiditis merupakan inflamasi akut yang mengenai seluruh kelenjar tiroid, yang mungkin disebabkan oleh filtrasi sel neutrofil yang disusul oleh sel-sel limfosit dan histiosit, jenis radang ini jarang ditemukan (Quervein, Frizt de. 1868-1940)
2. Klasifikasi
a.
Tiroiditis akut
merupakan penyakit yang dikarenakan infeksi bakteri tertentu dan sebagai
akibat radang mulut, tonsil, atau lymphonodi cervicales.
b. Tiroiditis subakut merupakan kelainan inflamasi akut kelenjar tiroid yang
kemungkinan besar disebabkan infeksi virus.
c.
Tiroiditis kronik
merupakan penyebab utama goiter
pada anak-anak dan dewasa muda dan kemungkinan penyebab utama “miksedema idiopatik” yang merupakan stadium akhir tiroiditis hashimoto dengan
destruksi total kelenjar.
3. Etiologi
a. Infiltrasi
(perusakan) limfosit dan sel-sel plasma.
b.
Gangguan autoimunitas
c.
Gangguan produksi T3 dan T4 serum
d. Gangguan TSH
e. Infeksi virus (campak, koksakie, dan adenovirus)
f. Infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus)
g. Defisiensi yodium
4. Patofisiologi
1.
Tiroiditis
Subakut
Pada fase awal, kadar T4 serum
meningkat dan penderita mungkin mempunyai
gejala tirotoksikosis, tetapi ambilan yodium radioaktif jelas tersupresi.
T3 dan T4 meningkat, sementara TSH serum dan ambilan iodine radioaktif tiroid
sangat rendah. Laju endap darah sangat meningkat, kadang-kadang sampai setinggi 100 mm/jam pada skala
Westergen. Autoantibody tiroid biasanya tidak ditemukan di serum.
Bersamaan dengan
perjalanan penyakit,
T3 dan T4 akan menurun. TSH akan naik dan didapatkan gejala-gejalah
hipotiroidisme. Lebih lanjut, ambilan iodine radioaktif akan meningkat,
mencermincan adanya penyembuhan kelenjar dan serangan akut. Tiroiditis subakut
biasanya sembuh spontan setelah berapa minggu atau bulan, kadang-kadang
penyakit ini dapat mulai menyembuh dan tiba-tiba memburuk. Kadang-kadang
menyangkut pertama-tama satu lobus kelenjar tiroid, baru kemudian lobus
satunya. Eksaserbasi sering terjadi ketika kadar T4 telah turun, TSH telah meningkat dan kelenjar mulai berfungsi
kembali.
2.
Tiroiditis
Kronik (Tiroiditis Hashimoto, Tiroiditis Limfositik)
Limfosit disensitasi terhadap
antigen dan autoantiboy tiroid terbentuk, yang
bereaksi dengan antigen-antigen. Tiga autoantibodi tiroid terpenting
adalah antibody tiroglobulin (Ab Tg), antibodi tiroid peroksidase (Ab TPD),
dahulu disebut antibodi mikrosomal, dan TSH reseptor blockingantibody (TSH-R Ab
blok). Selama fase awal, Ab Tg meningkat sedikit, kemudian Ab Tg akan menghilang, tapi Ab TPD akan menetap untuk bertahun-tahun.
Destruksi
kelenjar berakibat turunnya kadar T3 dan T4 serum, dan naiknya TSH. Mula-mula
TSH bisa mempertahankan sintesia hormone yang adekuat dengan terjadinya
pembesaran tiroid atau goiter, tetapi dalam
banyak kasus kelenjar gagal dan terjadilah hipotiroidisme dengan atau tanpa
goiter.
5. Manifestasi Klinis
Tergantung pada ciri-cirinya, gejala tiroiditis dapat
meniru tiroid kurang aktif atau terlalu aktif. Gejala-gejala ini bisa meliputi:
a.
Penurunan
atau kenaikan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
b.
Nyeri
otot atau rasa lesu dan lemah.
c.
Depresi,
gelisah atau cemas.
d.
Kelelahan
atau sulit tidur.
e.
Detak
jantung cepat.
f.
Sering
buang air besar.
g.
Keringat
bertambah.
h.
Periode
menstruasi tidak teratur (pada wanita).
i.
Iritabilitas
j.
Kram
otot.
k.
Berat
badan menurun.
6. Penatalaksanaan
a.
Tiroiditis
Akut
Terapi
antibakteri spesifik biasanya menyebabkan penyembuhan, tetapi mungkin diperlukan
drainase secara badah.
b.
Tiroiditis
Subakut
a.
Pada kasus yang ringan aspirin cukup untuk mengontrol
gejalah.
b.
Pada kasus yang lebih berat, glukokortikoid (prednisone
20-40 mg/hari).
c.
Prupanol dapat digunakan untuk mengontrol tirotoksikosis
yang berkaitan.
d.
Pada kebanyakan kasus, hanya diperlukan terapi
simtomatik, contoh : asetraminofen o,5 gram 4x sehari. Bila nyeri, panas, dan
mailase sangant berat sampai menyebabkan penderita tidak bisa apa-apa, terapi obat-obatan
anti inflamasi nonsteroid atau glukokortikoid jangka pendek seperti 20 mg, 3x
sehari selama 7-10 hari mungkin diperluka untuk mengurangi infkamasi.
e.
Levotiroksin 0,1-0,5 mg sekali sehari, di indikasi elama
fase hipotiroid penyakit agar tidak terjadi aksaserbasi kembli dari penyakit
yang dirangsan oleh kadar TSH yang meningkat.
c.
Tiroiditis
Kronik (Tiroiditis Hashimoto)
Hopertiroidisme dalam kaitannya
dengan tiroiditis hashimoto diobati dengan cara konvensional, terapi-terapi ablasi lebih jarang digunakankarena
tiroiditis kronik dan yang berhubuingan cenderung membatasi lamanya hiperfungsi
tiroid dn juga memberikan predisposisi pada pasien untuk perkembangan
hipertiroidisme setelah pembdahan atau pengobatan radioterapi.
Beberapa
Pemeriksaan Penunjang pada pasien Tiroiditis :
1. T4 dan T3 serum
2. Tiroksin bebas
3. Kadar TSH serum
4. Ambilan isodium radioskopi
7. Komplikasi
Komplikasi utama
tiroiditis hashimoto adalah Hipertiroidisme Progresif.
Bila masa tiroid membesar, sementara menerima dosis tirokdsin maksimal yang
dapat di toleransi maka dapat dicurigai sebagai kanker tiroid, dank arena
hipotiroidisme dapat menimbulkan miksedema.
Konsep Keperawatan Tiroiditis
- Pengkajian
a.
Biodata
Þ
Identitas
klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa medis.
Þ
Identitas
orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
Þ
Identitas
saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.
b.
Keluhan
utama
Keluhan
sehingga membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nyeri otot atau
rasa lesu dan lemah, depresi, gelisah atau cemas, kelelahan atau sulit tidur,
detak jantung cepat, sering buang air besar., keringat
bertambah, periode menstruasi tidak teratur(pada wanita), dan
iritabilitas.
c.
Riwayat
kesehatan
1.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Mengapa
pasien masuk RS dan apa keluhan utama, sehingga dapat ditegakan prioritas
masalah keperawatan yang akan muncul.
2.
Riwayat
Kesehatan Masa lalu
Apakan
pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit lain yang
berhubungan dengan penyakit sistem endokrin, sehingga menyebabkan penyakit tiroiditis.
3.
Riwayat
kesehatan keluarga
d.
Kaji
riwayat penyakit :
Þ
Sudah
sejak kapan keluhan dirasakan klien
Þ
Apakah
ada anggota keluarga yang berpenyakit sama
e.
Tempat
tinggal sekarang dan pada masa balita
f.
Usia
dan jenis kelamin
g.
Kebiasaan
makan
h.
Penggunaan
obat-obatan
Þ
Kaji
jenis obat-obat yang sedang digunakan dalam 3 bulan terakhir
Þ
Sudah
berapa lama digunakan
Þ
Tujuan
pemberian obat
i.
Pemeriksaan
fisik :
Þ
Palpasi
kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda, konsistensi dan simetris tidaknya,
apakah terasa nyeri pada saat di palpasi
Þ
Inspeksi
bentuk leher, simetris tidaknya
Þ
Auskultasi
bruit pada arteri tyroidea
Þ
Nilai
kualitas suara
Þ
Palpasi
apakah terjadi deviasi trachea
j.
Pemeriksaan
diagnostic
Þ
Pemeriksaan
kadar T3 dan T4 serum
Þ
Pemeriksaan
RAI
Þ
Test
TSH serum
- Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) b/d agen cedera (misal : biologis, zat kimia, fisik, psikologis) dan proses inflamasi
d/d perubahan frekuensi jantung, gangguan tidur, mengespresikan prilaku
(misal : gelisah, iritabilitas, meringis) dan indikasi nyeri yang dapat diamati.
2. Ketidakseimbangan
nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002) b/d faktor biologis, ketidakmampuan menelan makanan, dan asupan
nutrien kurang akibat inflamasi d/d penurunan berat badan,
ketidakmampuan memakan makanan, dan menghindari makanan.
3. Hipertermia (00007) b/d ansietas, dehidrasi, penyakit, dan poses inflamasi
d/d keringat yang bertambah dan takikardia.
4. Ketidakefektifan
pola napas (00032) b/d nyeri, ansietas, dan depresi ventilasi d/d takipnea,
penurunan ventilasi, dan pengunaan otot aksesoris.
5. Intoleransi
aktivitas (00092) b/d kelemahan umum dan penurunan proses
kognitf d/d respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas, menyatakan
merasa letih dan lemah.
- Intervensi Keperawatan
|
No.
|
Dx
|
Tujuan
& Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1.
|
Nyeri akut (00132)
Definisi:
Pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba /lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi/diprediksi dan berlangsung < 6
bulan.
Batasan Karateristik :
·
Perubahan
frekuensi jantung
·
Gangguan tidur
·
Mengespresikan
prilaku : gelisah, iritabilitas, meringis
·
Indikasi nyeri
yang dapat diamati.
Faktor yang berhubungan :
·
Agen cedera (misal : biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
·
Proses inflamasi
|
Setelah mendapatkan asuhan Keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan : nyeri klien berkurang
Dengan kriteria hasil
:
· Klien
dapat beradaptasi dengan nyeri
· Nyeri
klien berada pada skala nyeri 2-3 (skala 0-10)
· Tidak
ada tanda-tanda kesakitan atau
nyeri
|
1.
Kaji lokasi dan skala nyeri
2.
Monitor TTV
3.
Ajarkan
manajemen nyeri, teknik
napas dalam, dan
imajinasi
4.
Pantau kondisi pasien tiap 2 jam
5.
Berikan perubahan posisi/ relaksasi
6.
Kolaburasi : Pemberian analgetik
|
1. Untuk mengetahui lokasi dan berapa skala
2. Perubahan frekuwensi jantung atau TD
menujukkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk
perubahan tanda vital talah terlihat
3. Untuk mengatasi rasa nyeri yang dialami
4. Untuk mengetahui kondisi pasien dan mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan
5. Dapat menghilangkan rasa ketidaknyaman dan mengurangi rasa nyeri
6. Dapat membantu mengurangi rasa nyeri
|
|
2.
|
Ketidakseimbangan
nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi:
Asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karateristik :
·
Penurunan berat badan
·
Ketidakmampuan
memakan makanan
·
Menghindari makanan.
Faktor yang berhubungan :
· Faktor biologis
· Ketidakmampuan menelan makanan
· Asupan
nutrien kurang akibat inflamasi
|
Setelah mendapatkan asuhan
keperawatan selama 3
x 24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Dengan kriteria
Hasil :
· Porsi
makan kembali normal
· BB
normal
· Pemeriksaan
lab normal dan tidak menunjukan tanda-tanda
malnutrisi
|
1. Awasi pemasokan diet, berikan makan sedikit tapi sering
2. Berikan perawatan mulut sebelum makan
3. Anjurkan klien makan dalam posisi duduk
tegak
4. Jelaskan manfaat makanan/nutrisi bagi klien
dan keluarga tertama saat klien sakit
5. Kolaburasi dengan tim gizi
|
1. Untuk menghindari mual dan muntah dan memenuhi keb.nuteisi pasien
2. Menghilangkan rasa tidak enak
3. Mencegah tersedak
4. Meningkatkan
pengetahuan klien dan keluarga tentang nutrisi sehingga motivasi makan
meningkat.
5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
|
|
3.
|
Hipertermia (00007)
Definisi :
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Batasan Karekteristik :
· Keringat yang bertambah
· Takikardia.
Faktor yang berhubungan :
· Ansietas
· Dehidrasi
· Penyakit
· Poses inflamasi
|
Setelah mendapatkan asuhan Keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh klien kembali normal
Dengan kriteria hasil
:
· Suhu
tubuh klien kembali normal
(36.5-37.5 0 C)
· Tidak ada tanda dehidrasi
· Mukosa bibir lembab
|
1. Pantau suhu minimal setiap 2 jam sekali
2. Berikan kompres
panas pada ketiak
3. Anjurkan klien untuk menggunakan baju yang
dapat menyerap keringat
4. Ajarkan keluarga dlm mengukur suhu tubuh
5. Lindungi
terhadap pajanan hawa dingin
dan hembusan angin
6. Kolaburasi : Pemberian obat antipiretk
|
1. Sebagai indicator untuk mengetahui
perkembangan hipertermia
2. Dapat membantu proses penurunan panas yang
dialami pasien
3. Karena kondisi tubuh yang lembab memicu
pertumbuhan jamur sehingga beresiko menimbulkan komplikasi
4. Untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
5. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
dan menurunkan lebih lanjut kehilangan panas.
6. Membantu menurunkan suhu tubuh
pasien
|
|
4.
|
Ketidakefektifan
pola napas (00032)
Definisi:
Inspirsai dan
atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat Batasan karakteristik :
· Takipnea
· Penurunan
ventilasi
· Pengunaan otot
aksesoris.
Faktor yang
berhubungan :
· Nyeri
· Ansietas
· Depresi ventilasi
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola napas kembali efektif dan dapat
mempertahankan pola napas yang efektif
Dengan criteria hasil :
· Menunjukan
pola pernapasan efektif
· TTV dalam
rentang nomal
· Menunjukan
status pernapasan : ventlasi tidak terganggu
|
1. Kaji dan pantau TTV
2. Atur posisi
pasien saat istirahan dengan
posisi fowler atau semi fowler
3. Mendorong
pasien untuk napas dalam dan batuk.
4. Beri lingkungan tenang dan batasi
pengunjung
5. Informasikan
kepada pasien dan keluarga tentang teknik ralaksasi
6. Kolaborasi :
Konsultasi dangan ahli terapi pernapasan
|
1.
Menganalisis data kardivaskuler, pernapasan, dan suhu
tubuh untuk menentukan dan mencegah komplikasi
2.
Posisi
fowler atau semi fowler membantu mengoptimalkan pernapasan
3.
Mengoptimalkan
pola pernapasan dan meningkatkan
pernapasan yang adekuat.
4.
Membantu meningkatkan kondisi oksigen dalam ruangan.
5.
Memberikan
pemahaman tentang teknik relaksasi untuk membantu memperbaiki pola napas
6.
Untuk
memastikan keadekuatan fungsi ventilator makanis
|
|
5.
|
Intoleransi
aktivitas (00092)
Definisi :
Ketidakcukupan
energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan/menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang harus/yang ingin dilakukan Batasan Karateristik :
· Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
· Menyatakan merasa letih dan lemah.
Faktor yang berhubungan :
· Kelemahan umum
· Penurunan proses kognitf
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pasien menunjukan peningkatan toleransi aktivitas
Dengan kriteria hasil :
· Klien mampu meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas dan kemandirian Intervensi
· Klien mengetahui penyebab
intoleransi aktivitas
· Mengekspresikan
pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.
|
1.
Kaji
tingkat kemampuan klien dan pantau asupan nutrisi
2.
Pantau
respons pasien terhadap peningkatan aktititas
3.
Atur
interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang
dapat ditelerir.
4.
Motivasi
pasien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat dan ajarkan tentang
pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu.
5.
Intruksikan
kepada pasien dan keluarga dalam mengenali tanda dan gejalah intoleransi
aktivitas
6.
Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi,
fisik, atau relaksasi
|
1.
Memastikan
sumber-sumber energy yang adekuat
2.
Menjaga pasien
agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang.
3.
Mendorong
aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang
adekuat.
4.
Menghemat tenaga pasien sambil mendorong pasien
untuk melakukan latihan dalam batas toleransi pasien dan mencegah kelelahan.
5.
Membantu mencegah terjadinya intoleransi aktivitas
6.
Untuk latihan ketahanan, merencanakan, dan
mamantau program aktivitas.
|
- Implementasi
Implementasi
adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik,
tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Tindakan
keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
professional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan yaitu :
1. Independen
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa perintah dan petunjuk dari dokter, atau tenaga kesehatan lainya.
2. Interdependen
Adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan
suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainya,
misalnya tenaga social, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
3. Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis
dilaksanakan. (Nursalam, 2001).
- Evaluasi
1. Nyeri akut (00132) :
Þ
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri
Þ
Nyeri klien berada pada skala nyeri 2-3
(skala 0-10)
Þ
Tidak ada tanda-tanda kesakitan atau nyeri
2. Ketidakseimbangan
nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002) :
Þ
Porsi makan kembali normal
Þ
BB normal
Þ
Pemeriksaan lab normal
dan tidak menunjukan tanda-tanda malnutrisi
3. Hipertermia (00007) :
Þ
Suhu
tubuh klien kembali normal (36,5-37,5OC)
Þ
Tidak
ada tanda dehidrasi
Þ
Mukosa bibir lembab
4. Ketidakefektifan
pola napas (00032) :
Þ
Menunjukan pola pernapasan efektif
Þ
TTV dalam rentang nomal
Þ
Menunjukan status pernapasan : ventlasi tidak terganggu
5. Intoleransi
aktivitas (00092) :
Þ
Klien mampu meningkatkan
partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian
Intervensi
Þ
Klien
mengetahui penyebab intoleransi aktivitas
Þ Mengekspresikan
pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.
B. Konsep Medis Tumor Tiroid
- Definisi
Kanker Tiroid adalah sutu
keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler,
anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian
besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker
tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan
menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon
tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
- Etiologi
Etiologi
dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well
differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis,
dan untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma
yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis
anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan
folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi
merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit
lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10
tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker
tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita
kanker tiroid dan gondok menahun.
- Patofisiologi
Neoplasma
tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret. Kadang-kadang
mirip goiter noduler jinak. Nodule-nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan
nodule tersebut jinak, namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma. Untuk
menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai factor-faktor
resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium. Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium
radioaktif dibandingkan kelenjar tiroid normal yang terdapat disekelilingnya.
Dengan cara scintiscan.
Nodule akan
tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang
berkurang, Tehnik yang lain adalah dengan echografi tiroid untuk membedakan
dengan cermat massa padat dan massa kistik.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal.
- Karsinoma papilaris Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.
- Karsinoma folikuler Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru dan tulang.
- Karsinoma meduler Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, maka tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini. Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin serum
- Karsinoma anaplastik Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
- Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dengan cara :
- Therapi Radiasi (Chemotherapi)
- Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi Partial), maupun seluruhnya(Tiroidectomi Total)
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi
- Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
- Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita
a. Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan cardiovascular
b. Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
c. Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang
jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
d. Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
e. Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan
pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan minum
suplemen hormone tiroid seumur hidup.
- Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung
jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
- Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a. Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
b. Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
c. Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
d. Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan
setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
e. Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum
- Komplikasi
Intraoperatif :
- perdarahan
- Thyrotoxic
storm (kelenjar toksik)
- Edema laring
- Pneumothoraks
Dini
- Hipokalsemia
- Hematoma
- Kelumpuhan saraf laringeus rekuren
Lanjut
- Hipotiroidisme
- Penyakit tiroid rekuren
- Konsep Keperawatan Tumor Tiroid
1. Pengkajian
Þ
Riwayat kesehatan klien
dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Þ
Kebiasaan hidup
sehari-hari seperti
a.
Pola makan
b.
Pola tidur (klien
menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
c.
Pola aktivitas.
Þ
Tempat tinggal klien
sekarang dan pada waktu balita
Þ
Keluhan utama klien,
mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
a.
Sistem pulmonari
b.
Sistem pencernaan
c.
Sistem kardiovaskuler
d.
Sistem muskuloskeletal
e.
Sistem neurologik dan
Emosi/psikologis
f.
Sistem reproduksi
g.
Metabolik
Þ
Pemeriksaan fisik
mencakup
a.
Penampilan secara umum;
amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang
membesar disekitar leher
b.
Perbesaran jantung,
disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
c.
Parastesia dan reflek
tendon menurun
d.
Suara parau dan kadang
sampai tak dapat mengeluarkan suara
e.
Bila nodule besar dapat
menyebabkan sesak nafas
Þ
Pengkajian psikososial
klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung
diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin
tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen
konsep diri
Þ
Pengkajian yang lain
menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme
2. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri Akut{00132} b/d
adanya desakan / pembemkakan oleh nodule tumor
2.
Ketidakefektifan
bersihan Jalan nafas (00031)
3.
Hambatan Komunikasi
Verbal {00051}
3.
Intervensi
Keperawatan
|
No.
|
Dx
|
Tujuan
& Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1.
|
Nyeri
Akut{00132} b/d adanya desakan / pembemkakan oleh nodule tumor
Definisi: Pengalaman sensori dan emosi yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang actual atau potensial,
atau di gambarkan dengan istilah seperti
{ international association for
the study of pain};awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang
dapat di ramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x 24 jam nyeri klin daoat teratasi.
Dengan Kritea Hasil
:
·
Klien dapat
mempertahankan tingkat nyeri
·
Klien memperlihatkan
pengendalian nyeri
Klien Nampak tenang dan tidak merintih
|
·
Dalam mengkaji nyeri
pasien, gunakan katat-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
·
Informasikan kepad
pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi
koping yang di sarankan
·
Gunakan tindakan
pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat laporkan kepada dokter
jika keluhan saat ini merupakan perubahan
yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu
Gunakan
pendekatan yang positif untuk
mengoptimalkan respon pasien terhadap analgesic { misalnya, “obat ini akan
mengurangi nyeri anda
|
·
Agar klien bisa
menahan rasa nyerinya
·
Agar klien bisa
mengurangi rasa nyeri
Agar klien merasa nyaman
|
|
2.
|
Ketidakefektifan
bersihan Jalan nafas (00031)
Defenisi
: ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x 24 jam nyeri klin daoat teratasi.
Dengan Kritea Hasil:
·
Tidak ada kesulitan
pernafasan
·
Secret mudah keluar
·
Tidak mengeluh sesak
nafas
Respirasi dalam batas normal (16-20
|
·
Pantau frekuensi
pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
·
Auskultasi suara
nafas, catat adanya ronchi
·
Kaji adanya dyspneu,
stridor dan cianosis
·
Perhatikan kualitas
pernafasan
·
Latihan nafas dalam
dan atau batuk efektif sesuai indikasi
·
Selidiki adanya
penumpukan secret dan lakukan penghisapan dengan hati-hati sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu
|
·
Pasien tidak sesak
lagi
|
|
3.
|
Hambatan
Komunikasi Verbal {00051}
Definisi penurunan, kelembatan, atau ketiadaan
kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan system
symbol b/d perubahan pada system saraf pusat
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
klien mampu untuk memperoleh, mengatur dan menggunakan informasi
Dengan Kritea Hasil:
·
Mampu menciptakan
metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di pahami
Mengkomunikasikan
kebutuhan kepada staf dan keluarga dengan frustasi minimal
|
·
Kaji dan dokumentasi
bahasa utama
·
Beri anjuran kepada
keluarga pasien tentang penggunaan alat bantu bicara { misalnya, prosthesis trakeosfagus
dan laring buatan
·
Konsultasikan dengan
dokter tentang kebutuhan terapi wicara
·
Beri penguatan
terhadap kebutuhan tindak lanjut
dengan ahli patologi wicara setelah
pulang dari rumah sakit
·
Bombing komunikasi
satu arah
·
Dengarkan dengan
penuh perhatian
|
·
Agar pasien mampu
menerima pesan verbal dan/atau nonverbal
Agar pasien bisa menjaga kestabilan emosinya
|
1.
Implementasi
Implementasi
adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik,
tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Tindakan
keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
professional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan yaitu :
a. Independen
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa perintah dan petunjuk dari dokter, atau tenaga kesehatan lainya.
b. Interdependen
Adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan
suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainya,
misalnya tenaga social, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c. Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis
dilaksanakan. (Nursalam, 2001).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid, menyebabkan hipertiroidisme sementara yang seringkali diikuti oleh hipotiroidisme sementara atau sama
sekali tidak terjadi perubahan dalam fungsi tiroid. Tiroiditis merupakan
inflamasi kelenjar tiroid. Keadaan ini bisa bersifat akut, sub akut atau
kronis. Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau
implemantasi limfotik pada kelenjar tiroid.
Sedangkan kanker Tiroid adalah sutu
keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler,
anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian
besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker
tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan
menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon
tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
B.
Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara
maksimal, sehingga dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan
kemandirian dan kreatifitas mahasiswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak
referensi untuk menunjang proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman,
T. Heather. Diagnosa Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Ahli Bahasa : Made Sumaryati, Nike
Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia : Barrarah Barlid, Monica Ester,
Wari Praptiani. Jakarta : EGC, 2012.
Wilkinson,
Judith M. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
: Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa : Esty
Wahyuningsih ; Editor edisi Bahasa
Indonesia : Dwi Widiarti. Ed. 9. Jakarta : EGC.
Lestari.
Kamus Keperawatan. Penerbit : Buana Press
Anoname.
2014. Asuhan Keperawatan Tiroiditis. diakses at blogspot, 03 september 2011 (http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/09/asuhan-keperawatan-tiroiditis.html)
Arantepalopo.
2014. Asuhan Keperawatan Tiroiditis. diakses at blogspot, 12 April 2009 (http://arantepalopo.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-tiroiditis.html)
Putra,
Yongke. 2014. Konsep Askep Kelenjar Tiroid. diakses at blogspot, 06 Oktober 2013 (http://yongke-putra.blogspot.com/2013/10/konsep-askep-kelenjar-tiroid.html)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar